Seorang warga Palestina yang terluka dibawa ke ambulans setelah serangan Israel di Deir Al-Balah, Jalur Gaza selatan, Kamis (9/11/2023).
TEL AVIV — Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menjadikan tindakan penyebaran selebaran, melakukan panggilan, dan upaya peringatan cukup sebagai tindakan menyelamatkan warga sipil dari bahaya di tengah perang di Gaza. Komentar ini muncul dengan pengakuan bahwa militer Israel tidak bisa meminimalisir korban sipil.
“Hal lain yang bisa saya katakan adalah kami akan berusaha menyelesaikan pekerjaan ini dengan korban sipil yang minimal. Itulah yang kami coba lakukan: meminimalkan korban sipil. Namun sayangnya, kami tidak berhasil,” kata perdana menteri Israel dikutip dari Aljazirah.
Netanyahu ditanya saat wawancara dengan saluran televisi CBS News pada Kamis (16/11/2023), tentang kemungkinan pembunuhan ribuan warga Palestina akan memicu kebencian di generasi baru. “Setiap kematian warga sipil adalah sebuah tragedi. Dan kita seharusnya tidak melakukan hal tersebut karena kita melakukan semua yang kita bisa untuk menyelamatkan warga sipil dari bahaya, sementara Hamas melakukan segalanya untuk menjaga mereka dari bahaya,” kata Netanyahu tetap menyalahkan kelompok Palestina yang menjalankan pemerintahan di Gaza.
“Jadi, kami mengirimkan selebaran, (kami) menelepon mereka melalui telepon seluler, dan kami mengatakan: ‘pergi’. Dan banyak yang telah pergi,” kata Netanyahu.
Pada hari yang sama, angkatan udara Israel menyebarkan selebaran di beberapa bagian selatan Gaza. Selebaran ini memberitahukan masyarakat untuk mengungsi demi keselamatan mereka sendiri, sedangkan Israel terus melancarkan perang di wilayah yang terkepung.
Beberapa minggu sebelumnya, Israel juga menggunakan selebaran di Gaza utara untuk memperingatkan warga sipil agar pindah ke selatan. Ratusan ribu orang telah melakukan hal ini, dalam sebuah pengungsian massal yang dikhawatirkan oleh banyak warga Palestina akan menjadi permanen.