Prabowo Subianto

HomeBeritaKontak MER-C dengan Relawan Terputus akibat Padamnya Jaringan Listrik dan Internet di...

Kontak MER-C dengan Relawan Terputus akibat Padamnya Jaringan Listrik dan Internet di Gaza

Ketua Presidium Komite Penyelamatan Medis Emergency Rescue (MER-C), Dr. Sarbini Abdul Murad, menyatakan bahwa tiga relawan Indonesia yang bertahan di Gaza masih belum diketahui keberadaannya karena jaringan listrik dan internet padam. Sebelum kehilangan kontak, para relawan telah melaporkan kondisi Gaza saat ini.

“Mereka menceritakan listrik padam dan lain-lain,” ujar Sarbini saat dihubungi oleh Republika.co.id pada Senin (13/11/2023) malam.

Sarbini menjelaskan bahwa tim MER-C terus berupaya untuk mendapatkan informasi tentang Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan, dan Farid Zanzabil Al Ayubi. “Kita terus berupaya mendapatkan info tentang keberadaan mereka. Semoga mereka selamat,” ujarnya.

MER-C berusaha menggunakan jaringan di lapangan untuk mengetahui kabar terbaru ketiga relawan yang tinggal di sekitar Rumah Sakit Indonesia. Sebelumnya, lembaga kemanusian tersebut telah mengumumkan putus kontak dengan relawan di Gaza melalui media sosial.

Menurut keterangan tersebut, mereka mendapatkan kabar terakhir kali dari relawan tersebut pada Sabtu (11/11/2023) pukul 06.20 WIB. MER-C meminta doa dan harapan terbaik untuk para relawan tersebut.

Pemadaman listrik di Gaza juga berdampak pada operasional rumah sakit. Korban meninggal akibat pemadaman listrik di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza telah meningkat menjadi 20 orang. “Enam bayi prematur dan sembilan orang yang terluka di unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit meninggal hari ini akibat pemadaman listrik,” kata Direktur Rumah Sakit Al-Shifa Mohamed Abu Slima.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa pemerintahnya telah menawarkan bahan bakar ke rumah sakit, tetapi pengirimannya diblokir oleh Hamas. Namun, Slima menentang klaim Israel. Dia mengatakan, tentara Israel meneleponnya dan mengatakan bahan bakar akan diturunkan 500 meter dari Al-Shifa.

Sumber: Republika