Pasukan Israel telah mencapai gerbang rumah sakit utama Kota Gaza pada Senin (13/11/2023). Target utama dalam pertempuran Israel untuk menguasai bagian utara Jalur Gaza.
“Tank-tank tersebut berada di depan rumah sakit. Kami berada di bawah blokade total,” ujar ahli bedah di rumah sakit Al-Shifa Dr Ahmed El Mokhallalati melalui telepon kepada Al Arabiyah.
Menurut Mokhallalati, rumah sakit adalah wilayah yang sepenuhnya sipil. “Hanya fasilitas rumah sakit, pasien rumah sakit, dokter dan warga sipil lainnya yang tinggal di rumah sakit. Seseorang harus menghentikan hal ini,” katanya.
Mokhallalati mengatakan, tentara Israel mengebom tangki air, mengebom sumur air, dan mengebom pompa oksigen. Mereka mengebom semua yang ada di rumah sakit.
“Jadi kita sulit bertahan. Kami sampaikan kepada semua orang, rumah sakit bukan lagi tempat yang aman untuk merawat pasien. Kami merugikan pasien dengan menahan mereka di sini,” ujar Mokhallalati.
Sejak pasukan darat Israel memasuki Gaza pada akhir Oktober dan dengan cepat mengepung Kota Gaza. Pertempuran telah terkonsentrasi di lingkungan yang semakin ketat di sekitar Al-Shifa, rumah sakit terbesar di wilayah tersebut.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza Qidra mengatakan, sebuah tank Israel kini ditempatkan di gerbang rumah sakit. Penembak jitu dan drone Israel menembaki rumah sakit tersebut, sehingga menyulitkan petugas medis dan pasien untuk bergerak. “Kami terkepung dan berada dalam lingkaran kematian,” katanya.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan, jumlah korban meninggal di rumah sakit Al-Shifa meningkat menjadi 34 jiwa sejak akhir pekan karena fasilitas tersebut mengalami kekurangan bahan bakar. Menurut Wakil menteri kesehatan di Jalur Gaza Youssef Abu Rish, korban terbaru termasuk 27 pasien dewasa dalam perawatan intensif dan tujuh bayi.
Rumah sakit besar kedua di Gaza utara, al-Quds, juga berhenti berfungsi. Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, lokasi tersebut dikepung oleh tembakan keras, dan konvoi kendaraan Palang Merah yang dikirim untuk mengevakuasi pasien dan staf tidak dapat mencapai lokasi tersebut.
Rumah sakit di Gaza utara terpaksa tidak beroperasi karena kekurangan bahan bakar dan pertempuran sengit. Setidaknya 650 pasien masih berada di dalam rumah, putus asa untuk dievakuasi ke fasilitas medis lain oleh Palang Merah atau lembaga netral lainnya.
Israel telah memerintahkan warga sipil untuk pergi dan petugas medis mengirim pasien ke tempat lain. Tentara Israel pun mengklaim telah berusaha untuk mengevakuasi bayi dari bangsal neo-natal dan meninggalkan 300 liter bahan bakar untuk menyalakan generator darurat di pintu masuk rumah sakit. Namun mereka mengklaim, tawaran tersebut diblokir oleh Hamas.
Qidra mengatakan 300 liter itu akan memberi daya pada rumah sakit hanya untuk setengah jam. Sedangkan Shifa membutuhkan 8.000-10 ribu liter bahan bakar per hari yang disalurkan oleh Palang Merah atau badan internasional.
Sumber: Republika