WASHINGTON – Tiga warga Amerika Serikat yang ditahan oleh Hamas di Gaza sejak serangan Israel bulan lalu diperkirakan termasuk di antara sedikitnya 50 sandera yang akan dibebaskan berdasarkan kesepakatan yang dibuat dengan Israel, AS, dan Qatar, kata seorang pejabat senior AS.
Ketiganya termasuk seorang anak perempuan berusia 3 tahun yang orangtuanya termasuk di antara lebih dari 1.200 orang yang tewas dalam serangan awal Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, kata pejabat itu. Pengeboman Israel sejak saat itu telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza yang dikuasai Hamas dan merenggut 13.300 nyawa warga sipil, menurut pihak berwenang di Gaza.
Pejabat tersebut, yang berbicara kepada para wartawan dengan syarat tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa kemungkinan besar lebih dari 50 sandera, sebagian besar perempuan dan anak-anak, akan dibebaskan setelah jeda dalam pertempuran berlangsung.
Berdasarkan kesepakatan, Hamas akan membebaskan 50 sandera dan Israel akan membebaskan 150 tahanan Palestina selama jeda pertempuran selama empat sampai lima hari. Kelompok sandera akan mencakup dua wanita Amerika dan seorang anak perempuan Amerika bernama Abigail yang akan berusia empat tahun pada hari Jumat, kata pejabat itu.
Pembebasan awal para sandera diperkirakan akan dilakukan dalam waktu 24 jam setelah pengumuman kesepakatan tersebut, dengan yang pertama kemungkinan besar akan dibebaskan pada hari Kamis pagi, kata pejabat tersebut.
“Saya akan mengatakan setidaknya 50 wanita dan anak-anak dalam jangka waktu empat sampai lima hari,” kata pejabat itu, tanpa memberikan rincian kebangsaan lain yang diperkirakan akan dibebaskan.
Kesepakatan ini juga akan mencakup lebih banyak pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, kata pejabat tersebut. Para pejabat berharap jeda tersebut akan berlaku di Israel utara di mana telah terjadi bentrokan antara Hizbullah dan pasukan Israel.
Pihak Israel akan melakukan inspeksi yang ketat dan akan memastikan Hamas tidak menggunakan jeda untuk mempersenjatai para pejuangnya di Gaza dengan persenjataan, kata pejabat itu.
Hamas mengatakan “mereka benar-benar membutuhkan jeda untuk mencari dan menentukan di mana orang-orang berada,” kata pejabat itu. Jeda tersebut akan memberikan waktu bagi Hamas untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan perempuan dan anak-anak, kata pejabat tersebut.
“Kami memperkirakan jumlahnya akan lebih dari 50 orang, namun saya tidak ingin menyebutkan jumlahnya,” ujar pejabat tersebut. “Tapi cara kesepakatan itu disusun sangat mendorong pembebasan semua orang.”
Sumber: Reuters
Sumber: Republika