Sebanyak 1.000 kapal internasional berkumpul di Turki pada hari Rabu sebelum berlayar menuju Gaza. Kapal-kapal ini ingin melakukan blokade terhadap pelayaran Israel.
Menurut laporan media Turki dalam sebuah wawancara dengan situs berita Turki, Haber7, salah satu penyelenggara protes, Volkan Okçu, mengindikasikan bahwa perahu tersebut akan membawa 4.500 orang dari 40 negara, termasuk Yahudi anti-Zionis.
Di antara 1.000 kapal tersebut, terdapat 313 kapal yang berisi aktivitas Rusia, dan 104 berisi aktivitas Spanyol. Hanya 12 kapal Turki yang akan bergabung dengan armada tersebut, katanya kepada Haber7.
Konvoi maritim tersebut akan singgah pertama kali di Siprus sebelum melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan Ashdod di Israel. Beberapa peserta armada juga dilaporkan akan membawa pasangan dan anak-anak mereka ke dalamnya.
Okçu mengindikasikan bahwa kapal-kapal dijadwalkan meninggalkan pantai Turki pada hari Kamis. Menurut dia, bahwa tujuan utama operasi tersebut adalah untuk mengganggu perairan internasional di lepas pantai Israel hingga perdagangan maritim menuju pelabuhan Ashdod, sehingga mengganggu pasokan barang ke Israel selama seminggu atau bahkan hingga 10 hari.
Okçu mengatakan bahwa para pengunjuk rasa akan mengikuti peraturan internasional dan tidak membawa senjata apa pun. “Bahkan pisau saku pun tidak,” katanya. Ini bertujuan agar tidak ada alasan bagi Israel untuk campur tangan.
“Saat kami memasuki wilayah perairan Gaza, (pasukan Israel) hanya dapat menggeledah kami, atau menarik kami ke pelabuhan mereka, dan mengenakan denda,” ujarnya. Berdasarkan hukum internasional, Israel tidak boleh menyerang konvoi tersebut di perairan.
Perang Israel Hamas telah berlangsung lebih dari sebulan. Ribuan orang tewas akibat perang.
Kemarin, pemerintah Israel dan Hamas sepakat menghentikan pertempuran selama empat hari guna memungkinkan pembebasan 50 sandera yang ditahan di Gaza. Kesepakatan ini dicapai pada Rabu, 21 November 2023. Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan 150 warga Palestina yang dipenjara dan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Hamas diyakini menyandera lebih dari 200 orang. Para sandera diculik ketika militan Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang.
Sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan 50 perempuan dan anak-anak akan dibebaskan selama empat hari. Selama itu akan ada jeda pertempuran. Untuk setiap tambahan 10 sandera yang dibebaskan, jeda akan diperpanjang satu hari lagi. Ia tak menyebutkan pembebasan tahanan Palestina sebagai imbalannya.
Hamas mengatakan 50 sandera akan dibebaskan dengan imbalan 150 wanita dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Kesepakatan gencatan senjata juga akan memungkinkan ratusan truk bantuan kemanusiaan, medis dan bahan bakar memasuki Gaza.
MIDDLE EAST MONITOR | TIMES OF ISRAEL | REUTERS