Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) tidak akan meninggalkan Gaza meskipun situasinya semakin tegang dan kacau. Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, melakukan perjalanan pertamanya ke Gaza sejak perang Israel dan Hamas terjadi. “Saya terkejut dengan kenyataan bahwa semua orang di sana meminta makanan, meminta air,” ujar Lazzarini kepada wartawan di Gaza.
Lazzarini adalah pejabat PBB paling senior yang mengunjungi Gaza sejak perang dimulai. Dia mengatakan bahwa ia belum pernah melihat kondisi seperti ini sebelumnya di Gaza. Semua orang yang ditemuinya di sana prihatin dengan kekurangan makanan, air, dan bahan bakar.
UNRWA akan tetap mendampingi pengungsi Palestina di Gaza bersama warga Palestina di sana. Komite hak-hak anak PBB mengutuk meningkatnya pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia di Jalur Gaza. Mereka menyoroti penderitaan anak-anak yang sangat besar di Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan hampir 8.800 orang tewas dan lebih dari 22.000 orang terluka sejak perang dengan Israel dimulai. PBB mengutuk keras serangan Israel terhadap sasaran sipil di Gaza yang telah menyebabkan kematian lebih dari 3.500 anak sejak 7 Oktober.
Komite PBB ini terdiri dari 18 anggota independen yang merupakan pakar hak asasi manusia dari seluruh dunia. Mereka mengatakan ada pelanggaran hukum internasional yang dilakukan seperti melukai, penculikan, pemindahan paksa, perampasan layanan medis, makanan, dan air.
Konflik bersenjata berdampak buruk pada anak-anak dan merugikan kesehatan fisik dan mental mereka, termasuk perkembangan dan hak-hak mereka. Anak-anak juga menderita ketika mereka kehilangan orang tua, anggota keluarga, teman, dan menyaksikan kekerasan.
Komite tersebut menyerukan gencatan senjata sebagai awal diskusi untuk menciptakan perdamaian yang adil dan abadi di wilayah tersebut sehingga semua anak dapat sepenuhnya menikmati hak-hak mereka. Sumber: Republika.