Komisioner Jenderal Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, mengungkapkan kekesalannya terhadap ketidakpedulian dunia terutama Barat terhadap serangan Israel di Gaza. Lazzarini telah mengeluarkan peringatan keras agar Israel menghentikan serangan tersebut, namun peringatan tersebut terus diabaikan.
Dalam sebuah pernyataan pers, Lazzarini menekankan perlunya dunia internasional melindungi warga sipil, di mana pun mereka berada, dan menyoroti krisis kemanusiaan yang serius di Jalur Gaza selama dua pekan terakhir. Ia menekankan bahwa gambar-gambar tragedi kemanusiaan yang tak tertahankan telah muncul dari Gaza, dengan banyak wanita, anak-anak, dan orang tua menjadi korban, serta rumah sakit dan sekolah yang dibombardir.
Lazzarini juga menyoroti bahwa badan UNRWA telah kehilangan 35 stafnya yang terbunuh dalam serangan tersebut. Ia mencatat bahwa pasukan pendudukan Israel telah memperingatkan warga Palestina di Gaza untuk pindah ke bagian selatan Jalur Gaza, namun Israel terus melanjutkan serangan bahkan di bagian selatan Gaza sehingga tidak ada tempat yang aman di Gaza.
Situasi ini menjadikan Gaza sebagai penjara terbuka selama 15 tahun terakhir akibat blokade udara, laut, dan darat yang diberlakukan oleh Israel. Meskipun telah ada negosiasi yang memungkinkan masuknya pasokan kemanusiaan ke Gaza, bantuan yang masuk sangat terbatas. Lazzarini menegaskan bahwa upaya-upaya tersebut tidak cukup untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang besar di Gaza.
Ia juga menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan pasokan penting seperti bahan bakar yang selama ini tidak diizinkan masuk ke Gaza oleh Israel. Tanpa bahan bakar, tidak akan ada respon kemanusiaan yang memadai, bantuan yang sampai kepada yang membutuhkan, listrik untuk rumah sakit, air bersih, dan roti untuk penduduk.
Philippe Lazzarini berharap dunia internasional terutama Barat dapat mendesak Israel menghentikan serangan ini dan memberikan perlindungan kepada warga sipil di Gaza.