Perang yang sedang terjadi di Gaza diprediksi akan memberikan keuntungan bagi kontraktor militer. Dua perusahaan pertahanan terbesar Amerika Serikat (AS) mengklaim bahwa perang ini akan berdampak positif pada bisnis mereka.
Sejak Hamas menyerang perbatasan Israel pada tanggal 7 Oktober, Israel telah melakukan serangan balasan dengan ribuan bom di Jalur Gaza. AS sebagai sekutu Israel memberikan miliaran dolar bantuan setiap tahun, dan Presiden Joe Biden baru-baru ini meminta tambahan dana sebesar $14 miliar AS untuk bantuan militer Israel.
Beberapa pejabat AS khawatir bahwa Israel tidak memiliki rencana yang jelas untuk mengakhirinya serangan setelah invasi darat di Gaza. Meskipun begitu, konflik ini tetap akan menguntungkan kontraktor pertahanan.
Kontraktor militer ini telah melihat kenaikan bisnis yang signifikan akibat perang di Ukraina yang meningkatkan permintaan pesawat tempur, rudal, tank, artileri, amunisi, dan bom. Serangan Israel di Gaza akan menambah keuntungan mereka.
Perusahaan pertahanan RTX dan General Dynamics mengalami peningkatan saham lebih dari 10% sejak serangan Hamas pada 7 Oktober. Ini adalah bagian dari tren kinerja saham yang lebih luas di industri pertahanan.
Para eksekutif di perusahaan kontraktor pertahanan terbesar kedua dan ketiga di AS ini mengakui bahwa perang antara Israel dan Hamas akan menguntungkan bisnis mereka. Jason Aiken, kepala keuangan dan wakil presiden eksekutif di General Dynamics, mengatakan, “Situasi di Israel sangat buruk saat ini, tetapi jika melihat potensi tambahan permintaan, sektor artileri merupakan yang paling menonjol.”
Aiken menjelaskan bahwa sektor artileri juga menjadi fokus utama di Ukraina, dan perusahaan mereka telah bekerja keras untuk memenuhi permintaan tersebut. Dia berpikir bahwa situasi di Israel akan menambah tekanan pada permintaan tersebut.
Dalam laporan pendapatan RTX, CEO perusahaan Greg Hayes meyakini bahwa konflik ini akan meningkatkan pesanan rudal. Perusahaan ini memasok rudal untuk sistem pertahanan Iron Dome Israel dan memproduksi berbagai teknologi militer lainnya.
Hayes juga menyatakan bahwa perang di Gaza atau Israel, meskipun tragis, kemungkinan besar akan menghasilkan pesanan tambahan. Perhatian mereka saat ini adalah bagaimana mereka dapat mendukung Angkatan Pertahanan Israel dan memastikan bahwa mereka memiliki persediaan yang mereka butuhkan.
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, lebih dari 7.700 orang, termasuk sekitar 3.500 anak-anak, telah tewas dalam serangan balasan Israel di Jalur Gaza. Jumlah korban ini terus bertambah karena Israel menolak menghentikan serangan dan memblokir bantuan dan komunikasi.
Sumber: Republika