spot_img

Prabowo Subianto

Efek Negatif Jika Matikan Mesin Motor Matic dengan Standar

Saat ini, kebanyakan motor dilengkapi dengan fitur Side Stand Switch yang berfungsi untuk melindungi mesin dan memberikan keamanan tambahan saat standar samping diturunkan. Namun,...
HomeBeritaPermohonan Rumah Sakit Indonesia di Gaza untuk Bantuan Obat-obatan yang Segera Tiba

Permohonan Rumah Sakit Indonesia di Gaza untuk Bantuan Obat-obatan yang Segera Tiba

Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza berharap agar bantuan obat-obatan bisa segera masuk ke Gaza utara, di tengah blokade dan serangan Israel yang terus berlanjut ke daerah padat penduduk tersebut.

“Banyak pasien di RS Indonesia mengatakan bahwa mereka belum mendapatkan obat-obatan selama beberapa hari,” kata Fikri Rofiul Haq, seorang relawan organisasi kemanusiaan MER-C, pada Sabtu (4/11/2023).

Pada tanggal 13 Oktober lalu, Israel meminta sekitar 1,1 juta penduduk di bagian utara Jalur Gaza untuk mengungsi ke wilayah Gaza selatan, dekat perbatasan Rafah yang merupakan pintu masuk ke Mesir. Pada tanggal 21 Oktober, truk-truk bantuan kemanusiaan pertama kali masuk ke Jalur Gaza melalui pintu lintas batas Rafah sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai pada tanggal 7 Oktober.

Namun, Fikri, seorang WNI yang tinggal di Gaza sejak tahun 2020, menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Jalur Gaza belum bisa sampai ke Gaza utara karena serangan dan pemboman yang terus dilakukan oleh Israel, terutama di Gaza tengah. Selain obat-obatan, Fikri juga menyebut bahwa warga Palestina di Gaza sangat membutuhkan makanan, terutama setelah toko-toko roti di daerah tersebut dibom oleh Israel.

“Saya melihat warga Gaza harus antri berjam-jam untuk mendapatkan roti. Setidaknya enam toko roti hancur akibat ledakan yang dilakukan oleh Israel,” ujarnya.

Fikri juga mengatakan saat ini ada lebih dari 2.000 orang yang mengungsi di RS Indonesia. Lebih dari 1.300 korban jiwa, dengan 60-80 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, telah dirawat di RS tersebut, dan lebih dari 4.000 korban luka saat ini sedang dirawat di sana.

Dia juga menyebutkan bahwa jumlah korban luka yang sangat banyak membuat mereka harus dirawat di lorong-lorong rumah sakit. Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa konflik Palestina-Israel telah menewaskan lebih dari 10.800 orang, termasuk 9.227 warga Palestina.

Selain itu, pengepungan Jalur Gaza oleh Israel juga telah membuat pasokan kebutuhan pokok seperti makanan, air, dan obat-obatan semakin langka. Pada tanggal 27 Oktober, PBB melaporkan bahwa Israel secara terang-terangan menolak pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza utara, di mana sekitar 300.000 hingga 400.000 orang masih tinggal dan membutuhkan bantuan.

Sumber: Republika