Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan bahwa dia menolak adanya gencatan senjata di Jalur Gaza. Dia mengisyaratkan bahwa penghentian pertempuran hanya dapat terealisasi jika Hamas membebaskan lebih dari 240 orang, terdiri dari warga Israel dan asing, yang disandera di Gaza.
“Israel menolak gencatan senjata sementara yang tidak mencakup kembalinya para sandera kami,” ujar Netanyahu dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Jumat (3/11/2023).
Saat ini Israel diketahui tak hanya melancarkan serangan udara ke Gaza. Sejak 27 Oktober 2023 lalu, mereka turut melaksanakan operasi pertempuran darat.
Pasukan Israel menghadapi perlawanan sengit dari anggota kelompok perlawanan Palestina. Menurut media Israel, Haaretz, sejauh ini sudah 23 tentara Israel tewas dalam konfrontasi di Gaza.
Menteri Israel Benny Gantz mengaku sangat terpukul melihat foto dan video pertempuran di Gaza yang menewaskan pasukan negaranya. Dia menyebut personel yang terbunuh termasuk anggota brigade elite Givati.
“Kita sedang melalui masa-masa sulit, dan kita akan menyaksikan lebih banyak lagi masa-masa sulit, dan tujuan kami adalah mengubah realitas di Gaza sejak awal,” kata Gantz dalam sebuah pernyataan kepada publik Israel, Kamis (2/11/2023) lalu, dikutip Middle East Monitor.
Dia menambahkan, pasukan Israel mengerahkan segenap kemampuannya untuk menyelamatkan warga Israel yang ditawan Hamas. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, hingga Jumat lalu, jumlah warga Gaza yang telah terbunuh sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023 lalu telah mencapai 9.155 orang. Sebanyak 70 persen dari mereka adalah anak-anak, perempuan, dan lansia.
Sementara korban luka telah melampaui 22 ribu orang. Agresi Israel turut mengakibatkan lebih dari 1 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi.
Sumber: Republika